My Family

Jumat, 12 September 2008

Pengembangan Ulul Albab

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ULUL ALBAB

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

Oleh:

Rahmat Aziz, M.Si

(Fakultas Psikologi UIN Malang)

Abstract

The purpose of this study was to discussed about ulul albab education programmed on Islamic State University of Malang. The samples was 284 of undergraduate of Islamic State University of Malang. The result showed that Ulul Albab personality of subject was high.

Key word:

Personality, Ulul Albab

A. Pendahuluan

Dalam praktik pendidikan, kegiatan pendidikan harus dijalankan berdasarkan sebuah konsep yang dapat dipahami dan dijadikan acuan oleh semua komponen yang terlibat di dalamnya. Konsep pendidikan yang dimaksud itu menyangkut dasar filosofis, arah yang ingin diraih, kualitas produk yang diidealkan, karakteristik komponen pendidikan, serta berbagai pendukung yang diperlukan. Kejelasan konsep tersebut berfungsi sebagai penunjuk arah seluruh kegiatan yang dikembangkan dan sekaligus dijadikan sebagai pemersatu, sumber inspirasi dan kekuatan penggerak bagi semua komponen pendidikan yang ada.

Universitas Islam Negeri Malang sebagai sebuah perguruan tinggi Islam mengembangkan konsep Ulul Albab yang dalam praktiknya dikembangkan menjadi tiga bentuk perilaku ideal yaitu dzikir, fikr, dan amal. Konsep Ulul Albab tersebut diharapkan bisa memberikan penjelasan tentang filosofi, identitas, arah yang ingin dicapai, budaya, pendekatan yang dikembangkan serta hal lain yang dipandang penting agar perguruan tinggi Islam ini dikenal secara mendalam, baik oleh warganya sendiri maupun pihak lain (Suprayogo: 2004).

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang adalah peserta didik yang diharapkan mampu menjadi sosok manusia Ulul Albab yaitu manusia yang mampu mengedapankan dzikir, fikir, dan amal shaleh. Dalam konteks pendidikan di Universitas Islam Negeri Malang, maka lulusan yang diharapkan terwujud dari para mahasiswa adalah mereka mempunyai empat pilar kekuatan dalam menjalani kehidupanya. Keempat pilar tesebut adalah kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional.

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang mengembangkan konsep pendidikan berupa penggabungan antara tradisi pesantren (ma’had) dan tradisi perguruan tinggi. Hal ini didasari anggapan bahwa pesantren telah lama dikenal sebagai wahana yang berhasil melahirkan manusia-manusia yang mengedepankan dzikir, fikr, dan amal shaleh, sedangkan perguruan tinggi dikenal mampu melahirkan manusia fikr, kemudian atas dasar kedua kekuatan itulah akhirnya menimbulkan manusia yang beramal shaleh (Suprayogo: 2004).

Fenomena yang ada pada saat ini, Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang diharapkan tampil sebagai calon pemimpin umat dan diharapkan tampil sebagai sosok intelektual yang ulama dan ulama yang intelek dan profesional, ternyata masih belum sepenuhnya tercapai. Hal ini bisa dilihat dari adanya beberapa perilaku mahasiswa yang belum sesuai dengan ajaran-ajaran islam misalnya tidak menghargai dosennya, bersikap arogan, berkencan dengan yang bukan muhrimnya, dan lain sebagainya. Penelitian mendukung anggapan seperti diatas telah dilakukan oleh Yuniarti (2003) dan Penelitian lainnya dilakukan oleh Aziz & Mangestuti (2006).

Fenomena yang menggembirakan bisa dilihat dari adanya beberapa mahasiswa di hampir setiap fakultas di Universitas Islam Negeri Malang yang mampu berprestasi di tingkat nasional (Gema: 2005), selain itu banyak mahasiswa yang mampu berperan aktif di lingkungan sosialnya misalnya menjadi khatib, menjadi guru, menjadi wiraswastawan, dan lain sebagainya yang semuanya itu menunjukkan adanya ketercapaian pribadi Ulul Albab pada mahasiswa sesuai dengan yang diharapkan. Hanya saja, untuk mengetahui sejauhmana tingkat ketercapaiannya dalam bentuk data tertulis masih belum didapatkan, karena itu berdasarkan uraian diatas penulis menganggap penting mengetahui tingkat ketercapaian kepribadian Ulul Albab dalam proses pendidikan yang dilaksanakan, mengingat sampai saat ini belum ada penelitian yang khusus mengevaluasi sejauhmana keberhasilan program pendidikan dalam membentuk pribadi Ulul Albab di Universitas Islam Negeri Malang.

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang ingin diperoleh jawabannya dalam penelitian ini adalah sejauhmana tingkat ketercapaian proses pendidikan dalam membentuk pribadi Ulul Albab dan faktor apakah yang menjadi pendukung bagi pengembangan ulul albab pada mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Malang?

B. Kajian teori

Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari kata personality yang diambil dari bahasa inggris. Akar kata tersebut berasal dari kata latin persona yang berarti topeng, yaitu topeng yang dipakai oleh aktor drama atau sandiwara ketika memainkan perannya (Suryabrata: 1990). Dalam bahasa arab, istilah kepribadian ekuivalen dengan kata syakhsiyyah. Selain itu dalam bahasa arab juga dikenal istilah huwiyah, dzatiyah, nafsiyah, aniyyah, dan khuluqiyyah. Menurut Mujib (2006) istilah diatas meskipun mempunyai kemiripan makna dengan kata syakhsiyyah tapi masing-masing memiliki keunikan makna masing-masing.

Selanjutnya kelima kata diatas bisa dijelaskan sebagai berikut: 1) kata huwiyah berasal dari kata huwa (dia) sehingga maknanya lebih menunjukkan pada al-fardiyah yang dalam istilah psikologi ekuivalen dengan individuality; 2) kata ananiyyah berasal dari kata ana (saya) maknanya sama dengan kata huwiyah, perbedaannya terletak pada penggunaannya. Perbedaan kata tersebut adalah kata huwiyah menunjukkan diri sebagai objek sedangkan kata ananiyyah menunjukkan diri sebagai subjek; 3) kata dzatiyyah memiliki arti kecenderungan individu pada dirinya sendiri yang berasal dari substansinya; 4) kata nafsiyyah berasal dari kata nafs yang berarti pribadi; dan 5) kata khuluqiyyah diambil dari kata khuluq yang berarti akhlak atau diartikan sebagai karakter, kecenderungan, dan konstitusi moral.

Kata yang paling tepat untuk mengartikan istilah kepribadian (personality) adalah syaksiyyah yang berasal dari kata syakhs yang berarti pribadi. Kata tersebut kemudian diberi ya nisbah sehingga menjadi kata benda buatan (mashdar syina`i) sehingga bentuk lengkapnya menjadi syahksiyyah yang diterjemahkan menjadi kepribadian. Dalam bahasa arab modern kata inilah yang dimaksud dengan kepribadian.

Dalam Istilah psikologi memang ada dua kata yang erat kaitannya dengan istilah personality diantaranya adalah kata identity dan individuality. Dalam kamus psikologi yang dikarang oleh Chaplin (1989) ditemukan adanya perbedaan makna antara kedua kata tersebut. Kata identity berarti diri atau aku-nya individu. Tegasnya menunjukkan suatu kondisi kesamaan dalam sifat-sifat karakteristik yang pokok, sedangkan kata individuality menunjukkan segala sesuatu yang menunjukkan individu perbedaan individu yang satu dengan individu yang lain.

Dari uraian diatas, maka bisa dipahami bahwa yang dimaksud dengan kepribadian pada penelitian ini lebih menunjukkan pada satu karakteristik individu baik berupa sifat, sikap, ataupun kecenderungan perilaku tertentu yang mampu menjadi pembeda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Dengan demikian, yang dimaksud pribadi Ulul Albab adalah suatu jenis kepribadian yang memiliki karakteristik tertentu sebagai seorang Ulul Albab. Karakteristik yang dimaksud adalah kedalaman spiritual, keagungan akhlak, kematangan profesional, dan keluasan ilmu.

Istilah Ulul Albab diambil dari bahasa Al-Quran sehingga untuk memahaminya diperlukan kajian terhadap nash-nash yang berbicara tentang Ulul Albab, karena itu agar diperoleh pemahaman yang utuh mengenai istilah tersebut, maka diperlukaan kajian mendalam terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan Ulul Albab, baik dari segi lughawi (bahasa) maupun dari kandungan makna yang dibangun dari pemahaman terhadap pesan, kesan, dan keserasian (munasabah) antara ayat yang satu dengan ayat-ayat sebelumnya.

Shihab (1993) seorang ahli tafsir di Indonesia menjelaskan bahwa kata Albab adalah bentuk jamak dari kata lubb yang berarti saripati sesuatu. Kacang misalnya, memiliki kulit yang menutupi isinya, maka isi kacang itulah yang disebut dengan lubb. Dengan demikian, Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni, yang tidak diselubungi oleh kulit atau kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berfikir sebagaimana terungkap dalam Al-Quran Surat Ali Imron ayat 190-191. Dalam kaitannya dengan Al-Quran surat Ali Imron ayat diatas, ia menjelaskan bahwa orang yang berdzikir dan berfikir (secara murni) atau merenungkan tentang fenomena alam raya, maka akan dapat sampai pada bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah.

Penjelasan lain tentang istilah Ulul Albab bisa dipahami dari uraian Baharudin (2004) yang menjelaskan bahwa kata albab berasal dari kata l-b-b yang membentuk kata Allubb yang artinya otak atau fikiran (intelek). Albab disini bukan mengandung arti otak atau fikiran banyak orang, melainkan hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Dengan demikian, Ulul Albab artinya orang yang memiliki otak berlapis-lapis dan sekaligus memiliki perasaan yang peka terhadap sekitarnya. Jika kata tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan istilah cendikiawan maka Ulul Albab bisa diartikan sebagai seorang cendikiawan yang memiliki berbagai kualitas baik dari segi intelektual, emosional, maupun perilaku keseharian.

Menurut Saefudin (1987) Ulul Albab adalah pemikir atau intelektual yang memiliki ketajaman analisis terhadap gejala dan proses alamiah dengan metode ilmiah deduktif dan induktif, serta intelektual yang membangun kepribadiannya dengan dzikir dalam keadaan dan situasi apapun, sehingga mampu memanfaatkan gejala, proses, dan sarana alamiah ini untuk kemaslahatan dan kebahagiaan seluruh umat manusia. Dari uraian-uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa pribadi ulul albab bisa diterjemahkan sebagai sosok ideal yang dicirikan adanya keserasian antara ilmu dan amal shaleh.

Muhaimin (2003) yang berdasarkan hasil kajian terhadap istilah “Ulul Albab”, sebagaimana terkandung dalam 16 ayat al-Quran, ditemukan adanya 16 ciri khusus yang selanjutnya diperas ke dalam 5 (lima) ciri utama, yaitu: (1) Selalu sadar akan kehadiran Tuhan disertai dengan kemampuan menggunakan potensi kalbu (dzikir), dan akal (pikir) sehingga sampai pada keyakinan adanya keagungan Allah swt dalam segala ciptaannya; (2) Tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah swt, mampu membedakan dan memilih antara yang baik dan yang jelek; (3) Mementingkan kualitas hidup baik dalam keyakinan, ucapan maupun perbuatan, sabar dan tahan uji; (4) Bersungguh-sungguh dan kritis dalam menggali ilmu pengetahuan; (5) Bersedia menyampaikan ilmunya kepada masyarakat dan terpanggil hatinya untuk ikut memecahkan problem yang dihadapi masyarakat.

Selanjutnya, dikatakan bahwa sejalan dengan visi misi Universitas Islam Negeri Malang, maka ciri insan Ulul Albab yang pertama dan kedua di atas adalah bertujuan untuk mewujudkan kekokohan akidah dan kedalaman spiritual, sedangkan ciri yang ketiga adalah untuk mewujudkan keagungan akhlak, sementara ciri yang keempat adalah untuk mewujudkan keluasan ilmu, dan ciri kelima adalah untuk mewujudkan kematangan profesional. Penulis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan pribadi ulul albab adalah orang yang mempunyai empat kriteria utama yaitu kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional, karena ciri kekokohan akidah sudah terangkum pada aspek kedalaman spiritual.

Dari uraian-uraian diatas, menurut penulis yang bisa dijadikan sebagai landasan teori yang akan dikembangkan menjadi bentuk operasional suatu alat ukur adalah konsep Ulul Albab yang ditandai adanya empat kekuatan yaitu:

1. Kedalaman spiritual yaitu kemampuan dalam memaknai kehidupan dan berperilaku yang didasari dengan adanya semangat spiritual. Kemampuan ini dicirikan dengan adanya kesadaran terhadap kehadiran Allah, kemampuan untuk mengagumi ciptaan Allah, rasa takut hanya oleh Allah.

2. Keagungan akhlak yaitu kemampuan individu untuk berperilaku mulia sesuai dengan ajaran Islam sehingga perilaku tersebut menjadi ciri dari kepribadiannya. Kemampuan ini dicirikan dengan adanya kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup baik berupa keyakinan, lisan, maupun perbuatan, dan kemampuan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan, dan kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk.

3. Keluasan ilmu yaitu kualitas seseorang yang dicirikan dengan kepintaran dan kecerdikan dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan bidang keahliannya. Kemampuan ini dicirikan dengan sikap bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, kemampuan untuk selalu menggunakan potensi akal fikiran, dan kemampuan untuk selalu menggunakan potensi kalbu (perasaan).

4. Kematangan profesional yaitu kemampuan untuk bekerja dan berperilaku sebagai profesional dibidangnya. Kemampuan ini dicirikan dengan adanya kesediaan untuk menyampaikan ilmu, berperan serta dalam memecahkan masalah umat, dan kebiasaan untuk bertindak sesuai dengan ilmu.

C. Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang yang telah berada pada semester VII keatas, hal ini didasarkan pada alasan bahwa mereka telah cukup lama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Malang, sehingga kepribadian mereka saat ini sedang dan telah dipengaruhi oleh proses pendidikannya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposif random sampling yaitu memilih individu-individu dalam kelas dari tiap-tiap fakultas secara random dengan mempertimbangkan keterwakilan mahasiswa dari fakultas tersebut. Jumlah sampel penelitian ini berjumlah 284 orang dengan perincian fakultas tarbiyah 65 orang, fakultas sainteks 41 orang, fakultas humbud 83 orang, fakultas psikologi 32 orang, fakultas ekonomi 27 orang, dan fakultas syariah 26 orang.

Untuk mendapatkan data, alat ukur yang digunakan adalah angket kepribadian Ulul Albab dan angket terbuka. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan pada mahasiswa semester V yang berjumlah 170 orang diambil dari tiga fakultas yaitu fakultas tarbiyah, fakultas psikologi, dan fakultas syariah. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas angket ulul albab ditemukan bahwa 40 item dinyatakan valid karena nilai koefisien alfanya melebihi .2000 dan 8 item dinyatakan gugur karena tidak memenuhi persyaratan diatas. Dari hasil uji reliabilitas ditemukan bahwa tingkat reliabilitas sebesar .8422 artinya angket ini mampu mengungkap konstruk sebesar 84, 22%.

Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel yang diukur, dalam hal ini adalah tingkat kepribadian ulul albab yang dicirikan dengan adanya kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional. Teknik yang dilakukan adalah dengan penggunaan norma kelompok berupa pembuatan klasifikasi menjadi lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Analisis selanjutnya dilakukan dengan cara mengemukakan faktor-faktor yang dominan dianggap mahasiswa sebagai pendukung dalam pembentukan kepribadian Ulul Albab.

D. Hasil Dan Pembahasan

1. Deskripsi Kepribadian Ulul Albab

Untuk mengetahui tingkat kepribadian ulul albab pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang, pengelompokan dilakukan berdasarkan norma yang telah ditentukan pada bab sebelumnya, dan berdasarkan penormaan tersebut maka diperoleh hasil seperti terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1

Distribusi tingkat kepribadian ulul albab

No

Kategori

Kriteria

F

Total (%)

1

Sangat Tinggi

119.255 >

7

2.46

2

Tinggi

119.255 - 108.687

97

34.15

3

Sedang

108.687 - 98.113

100

35.21

4

Rendah

98.113 - 92.83

41

14.44

5

Sangat Rendah

< 92.83

39

13.73

Jumlah



100 %

Dari tabel dan histogram diatas dapat diketahui bahwa tingkat kepribadian ulul albab mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang berada pada kategori sedang dan tinggi. Jika kedua kategori tersebut di jumlahkan maka prosentasinya mencapai 69.4%, sedangkan mahasiswa yang memiliki kategori rendah dan sangat rendah hanya mencapai 28.1%. Data ini tentunya cukup menggembirakan bagi kalangan civitas akademika karena ini berarti Universitas Islam Negeri Malang telah cukup berhasil membentuk pribadi ulul albab pada mahasiswanya, walaupun mahasiswa yang mencapai tingkat kepribadian ulul albabnya sangat tinggi hanya mencapai 2.5%.

Menurut Suprayogo (2004) ukuran keberhasilan dari pendidikan Ulul Albab dianggap tercapai ketika pribadi yang terbentuk dalam proses pendidikan memiliki kualitas sebagai berikut: 1) Mempunyai ilmu pengetahuan yang luas; 2) Mempunyai penglihatan yanag tajam; 3) Bercorak cerdas; 4) Berhati lembut; 5) Bersemangat juang tinggi karena Allah sebagai pengejawantahan amal shaleh. Selanjutnya dikatakan bahwa pribadi ulul albab meyakini adanya kehidupan jasmani dan ruhani, dunia dan akhirat. Kedua dimensi kehidupan tersebut harus memperoleh perhatian yang seimbang dan tidak dibenarkan hanya memprioritaskan salah satunya. Keberuntungan dunia harus berdampak positif pada kehidupan akhirat, demikian juga sebaliknya. Hal ini didasari ajaran Rasulullah yang mengharuskan umat Islam untuk mencari kehidupan dunia seolah-olah akan hidup selamanya, dan mencari kehidupan akhirat seolah-olah kematian sudah di depan mata. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pendidikan harus mampu mengembangkan dzikir, fikir, dan amal shaleh. Selanjutnya untuk melihat tingkat kepribadian ulul albab pada tiap-tiap indikator bisa dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel

Distribusi tiap sub variabel Ulul Albab

Sub Variabel

Kategori

Kriteria

F

(%)

Kedalaman Spiritual

Sangat Tinggi

32.76 <

25

8.80

Tinggi

32.76 - 29.24

48

16.90

Sedang

29.24 - 25.72

128

45.07

Rendah

25.72 - 22.20

58

20.42

Sangat Rendah

X < 22.20

25

8.80

Keagungan Akhlak

Sangat Tinggi

34.13 <

0

0

Tinggi

34.13 - 30.57

112

39.44

Sedang

30.57 - 26.98

112

39.44

Rendah

26.98 - 23.42

32

11.27

Sangat Rendah

< 23.42

28

9.86

Keluasan

Ilmu

Sangat Tinggi

27.87 <

0

0

Tinggi

27.87 - 24.80

118

41.55

Sedang

24.80 - 21.72

88

30.28

Rendah

21.72 - 18.65

53

18.66

Sangat Rendah

< 18.65

27

9.51

Kematangan Profesional

Sangat Tinggi

28.37 <

0

0

Tinggi

28.37 - 25.37

111

39.08

Sedang

25.37 - 22.37

93

32.75

Rendah

22.37 - 19.37

53

18.66

Sangat Rendah

< 19.37

27

9.50

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat kedalaman spiritual mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang berada pada kategori sedang dengan prosentasi mencapai 45.07%, sedangkan jumlah mahasiswa yang memiliki kategori sangat rendah dan sangat tinggi adalah seimbang yaitu 8.80%. Data ini tentunya tidak membanggakan walaupun tidak bisa juga dikatakan menyedihkan, tapi satu hal yang harus dilakukan oleh kalangan civitas akademika khususnya para dosen dan pimpinan untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan pada mahasiswanya.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat keagungan akhlak mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang berada pada kategori sedang dan tinggi. Jika kedua kategori tersebut di jumlahkan maka prosentasinya mencapai 78.8%, sedangkan mahasiswa yang memiliki kategori rendah dan sangat rendah hanya mencapai 21.3%. Data ini tentunya cukup menggembirakan bagi kalangan civitas akademika walaupun tidak ada satupun mahasiswa yang tingkat keagungan akhlaknya berada pada kategori tinggi. Tapi jika dibandingkan antara mahasiswa yang tingkat keagungan akhlaknya tinggi dengan yang rendah masih lebih banyak mahasiswa yang berkategori tinggi.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat keluasan ilmu mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang berada pada kategori tinggi dengan prosentasi mencapai 41.5%. Data ini tentunya cukup menggembirakan bagi kalangan civitas akademika walaupun tidak ada satupun mahasiswa yang tingkat keluasan ilmunya berada pada kategori sangat tinggi. Tapi jika dibandingkan antara mahasiswa yang tingkat keluasan ilmunya tinggi dengan yang rendah masih lebih banyak mahasiswa yang berkategori tinggi.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa secara umum tingkat kematangan profesional mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang berada pada kategori tinggi. Data ini tentunya cukup menggembirakan bagi kalangan civitas akademika walaupun tidak ada satupun mahasiswa yang tingkat keluasan ilmunya berada pada kategori sangat tinggi. Tapi jika dibandingkan antara mahasiswa yang tingkat kematangan profesionalnya tinggi dengan yang rendah masih lebih banyak mahasiswa yang berkategori tinggi.

Dari data yang telah diuraikan diatas, secara umum bisa dikatakan bahwa Universitas Islam Negeri Malang berhasil dalam membentuk pribadi Ulul Albab pada mahasiswanya, baik dilihat dari konsep ulul albab secara umum maupun dilihat dari setiap karakteristiknya. Diantara karakteristik yang memerlukan penekanan lebih mendalam adalah mengenai kedalaman spiritual karena aspek inilah yang paling rendah ketercapaiannya dibanding dengan aspek yang lain, sedangkan pada aspek lain dianggap berhasil mengingat skor yang diperoleh secara umum berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan ulul albab ditinjau berdasarkan perbedaan jenis kelamin digunakan teknik analisis varians. Dari hasil analisis ditemukan bahwa nilai F=11.0 dan P=0.001 artinya ada perbedaan yang signifikan tingkat kepribadian ulul albab berdasarkan perbedaan jenis kelamin, dilihat dari nilai mean maka ditemukan bahwa perempuan mempunyai tingkat kepribadian ulul albab lebih tinggi dibanding dengan laki-laki dengan perbedaan mean sebesar 104,91 berbanding 100,62.

Perbedaan tingkat kepribadian ulul albab pada laki-laki dan perempuan seperti diatas ternyata tidak sama dengan hasil yang dicapai pada tiap aspeknya, karena dari hasil analisis ditemukan nilai F=0.002 dan P=0.965 ini berarti bahwa tingkat kedalaman spiritual laki-laki dan perempuan tidak berbeda, hal ini berbeda dengan ketiga aspek lainnya. Pada aspek keagungan akhlak ditemukan F=33.700 dan P=0.000, keluasan ilmu F=5.40 dan P=0.021, dan kematangan profesional F=6.700 dan P=0.010 artinya ada perbedaan ketiga aspek kepribadian antara laki-laki dan perempuan. Hasil yang ditemukan selalu menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih tinggi tingkat kepribadian ulul albabnya dibanding dengan laki-laki.

Hasil diatas tentu saja menarik mengingat temuan bahwa perempuan selalu memperoleh skor yang lebih tinggi dibanding laki-laki hampir pada seluruh aspek kecuali pada aspek kedalaman spiritual. Hasil ini mendukung pada temuan Aziz & Mangestuti (2005) yang melakukan penelitian di tempat yang sama pada tahun sebelumnya dan mengungkapkan bahwa laki-laki cenderung lebih agresif dibanding dengan perempuan, baik agresivitas yang diungkapkan dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk fisik.

Hasil ini mempunyai implikasi dalam pembelajaran bahwa seyogyanya para pimpinan dan dosen yang mengajar mata kuliah untuk memberikan penekanan yang lebih tinggi kepada para mahasiswa dibanding para mahasiswi. Penekanan ini bisa berbentuk pelayanan dan perhatian para dosen dalam menyampaikan kuliah ketika di dalam kelas atau juga bisa berupa pemberian materi tambahan yang sifatnya lebih afektif sehingga para mahasiswa lebih mampu menghayati terhadap segala perilaku yang ditampilkannya, karena pada dasarnya konsep ulul albab sangat syarat dengan muatan-muatan afektif walaupun juga ada muatan aspek kognitif dan psikomotoriknya.

2. Faktor Pendukung Pengembangan Ulul Albab

Untuk mengetahui mengetahui faktor yang menjadi pendukung bagi pengembangan ulul albab pada mahasiswa Universitaktor yang menjadi pendukung bagi pengembangan ulul albab pada mahasiswa Universitas Islam negeri (UIN) Malang bisa dilihat dari data dibawah ini:

Adanya fasilitas pendidikan berupa ma’had dan mesjid. Dari data yang diperoleh sebanyak 195 orang (68.6%) menganggap bahwa ma`had dan masjid sangat efektif untuk mengembangkan kepribadian ulul albab, karena merupakan simbol dari nuansa religiusitas, walaupun ada sebagian mahasiswa sejumlah 13 orang (4.5%) yang menganggap bahwa program-program di ma`had masih belum optimal.

Adanya beberapa penunjang yang mendukung perkuliahan. Dari data yang diperoleh ada sebanyak 52 orang (18.3) menganggap 4 lembaga menunjang pembentukan pribadi ulul albab. Keempat lembaga yang dimaksud adalah program khusus pembelajaran bahasa arab sebanyak 28 orang (9,9%) menganggap bahwa program tersebut mendukung bagi pengembangan pribadi ulul albab, selanjutnya yang dianggap sebagai pendukung lain adalah program khusus pembelajaran bahasa inggris 14 orang (4.9%), Lembaga Kajian Al-Quran dan Sains 6 orang (2.1%), serta Studen Acess Center 4orang (1.4%).

Adanya dosen yang mendukung. Dara data yang diperoleh ada sebanyak 42 orang (14.7) yang menanggap bahwa tenaga pengajar di Univesitas Islam Negeri Malang. Menurut para mahasiswa latarbelakang keilmuan dosen-dosen tersebut mendukung pada pencapaian visi dan misi universitas.

Adanya visi dan misi yang jelas dari universitas. Dari data yang diperoleh ada sebanyak 29 orang (10.2%) yang menganggap kampus Universitas Islam Negeri Malang mempunyai visi dan misi yang jelas dan berbeda dengan kampus-kampus lain. Mereka beranggapan bahwa visi tersebut sudah mampu diimplikasikan dalam beberapa matakuliah, diantara mereka ada sebanyak 11 orang (3.87) menganggap matakuliah yang diajarkan mendukung pada pengembangan pribadi Ulul Albab. Hanya saja, ada sebanyak 12 orang (4.2%) yang menganggap bahwa visi dan misi tersebut belum dilaksanakan secara optimal.

Latarbelakang mahasiswa yang dianggap sudah mendukung pada pengembangan pribadi ulul albab. Dari data yang diperoleh ada sebanyak 17 orang (5.9) menganggap bahwa latarbelakang mahasiswa mendukung pada pembentukan pribadi ulul albab, karena kebanyakan latarbelakang mereka berasal dari keluarga yang religius dan pernah mengecap pendidikan pesantren.

Dari data tersebut diatas, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana fungsi ma`had dan penunjang lainnya yang selama ini keberadaannya dianggap sebagai pendukung utama dalam pembentukan pribadi ulul albab supaya terus dimaksimalkan. Selain itu, harus diakui bahwa latarbelakang kehidupan para mahasiswa menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam membentuk pribadi yang dicita-citakan selama ini.

E. Penutup

Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang kategori tingkat kepribadian ulul albabnya tinggi ternyata lebih banyak dari pada mahasiswa yang tingkat kepribadian ulul albabnya rendah, hal ini berarti pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang telah berhasil dalam mengembangkan kepribadian ulul albab yang dicirikan dengan adanya kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1991, Manajemen Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Rineka Cipta

Aziz, Rahmat & Mangestuti, Retno, 2006, Tiga Jenis kecerdasan dan Agresivitas Mahasiswa, Psikologika, no.21 tahun XI, 64-77

Baharudin, 2004, UIN Menuju Cita Pembentukan Masyarakat Ulul Albab, (dalam Zainudin, dkk sebagai editor), Memadu Sains & Agama, Malang: UIN Malang Press dan Bayu Media

Chaplin, James. P., 1989, Kamus Lengkap Psikologi (Terjemah Kartini Kartono), Jakarta: Raja Grafindo Persada

Hadi, Sutrisno, 1996, Metodologi Research, (Jilid 3), Yogyakarta: Penerbit Andi Offset

Hadi, Sutrisno, 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen, Yogyakarta: Andi offset

Muhaimin, 2003, Penyiapan Ulul Albab, Pendidikan Alternatif masa Depan, el-Hikmah, Jurnal Pendidikan Fakultas Tarbiyah, Vol.1 No.1, 20

Mujib, Abdul, 2006, Kepribadian dalam Psikologi Islam, Jakarta: Raja Grapindo Persada

Rahmat, Jalaludin, 1986, Islam Alternatif, Ceramah-ceramah di Kampus, Bandung: Mizan

Saefudin, A.M., dkk, 1987, Desekularisasi Pemikiran, Landasan Islamisasi, Bandung: Mizan

Suprayogo, Imam 2004, Tarbiyah Ulul Albab: Dzikir, Fikr, dan Amal Shaleh, Malang: Universitas Islam Negeri Malang

Suryabrata, Sumadi, 1990, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Rajawali

Syihab, Quraisy, 1993, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan

Yuniarti, 2003, Perilaku Seksual pra-nikah pada mahasiswa UIN Malang, Skripsi, Malang: Fakultas Psikologi UIN Malang

Tidak ada komentar: